Ketapang (Portal Kalbar) – Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, menghadiri upacara adat sapat tahun sisih musim, di Desa Jungkal, Kecamatan Tumbang Titi (2/6/2023).
Sekda mengatakan mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang, dan juga tidak lepas dirinya sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh masyarakat adat Desa Jungkal, khususnya, dan kepada masyarakat adat Tumbang Titi, yang sudah melaksanakan upacara adat Sapat Tahun ini.
Upacara adat sapat tahun sisih musim merupakan upacara adat ungkapan syukur atas panen dan mohon berkat kepada Yang Maha Kuasa, Duata perimbang alam bumi tanah arai untuk tahun berikutnya.
Karena itu, Sekda meminta agar adat jalan jamban titi sejak karosek mula tumbuh, tanah mula menjadi tersebut tidak boleh tinggalkan. Sebab, dengan mempertahankan adat jalan jamban titi sejak karosek mula tumbuh, tanah mula menjadi, masyarakat adat akan bisa berdaulat secara budaya.
“Kalau itu kita tinggalkan, maka identitas kita akan hilang. Kalau identitas kita hilang, maka harga diri kita juga akan hilang,” ujarnya.
Sebagai Patih Jaga Pati, Sekda mengatakan, tujuannya hadir di acara sapat tahun sisih musim, salah satunya ingin memastikan bahwa adat jalan jamban titi sejak karosek mula tumbuh tanah mula menjadi masih tegak berdiri. Sekda pun mengaku senang jika masyarakat adat masih tetap memegang teguh adat jalan jamban titi sejak karosek mula tumbuh tanah mula menjadi itu.
Oleh sebab itu pula, Sekda berharap, agar tahun depan, acara adat sapat tahun sisih musim ini supaya tetap dilaksanakan. Sekda pun sangat senang bisa hadir di acara sapat tahun sisih musim di Jungkal itu.
“Dengan segala keterbatasan, walaupun jauh dari kota, jauh dari keramaian, jauh dari segala kemewahan, kita masih setia dengan warisan para orangtua kita, para leluhur kita,” tuturnya.
Sekda mengatakan kalau harapan yang disampaikan dirinya sama seperti harapkan para domong, para Ketua DAD Kecamatan, Ketua DAD Kabupaten, untuk adat jalan jamban titi itu jangan sampai punah. Harus tetap semangat.
“Kita jaga, kita rawat, kita lestarikan kepada anak-cucu kita sampai kapan pun. Karena adat ini adalah identitas. Budaya, adat, tradisi ini identitas kita. Ini adalah harga diri. Boleh kita tidak punya apa-apa, tetapi kita tidak boleh kehilangan harga diri, yang tidak ternilai dengan apapun. Salah satu caranya dengan tetap melaksanakan upacara adat sapat tahun, tentobus, bapalas benua,” paparnya.
Dengan begitu, kata Sekda, Adat jalan jamban titi sejak karosek mula tumbuh, tanah mula menjadi masih dijunjung, masih dipelihara, masih ditegakkan. Untuk tahun depan, Sekda juga berharap agar acara adat sapat tahun sisih musim ini tetap dilaksanakan.
“Semoga melalui upacara adat sapat tahun ini, budaya dan adat-istiadat tetap lestari,” ujarnya.
Upacara adat sapat tahun sisih musim di Jungkal ini dihadiri antara lain oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,Dinas PMPD, Sat Pol PP, Prokopim.
Sekretaris DAD Kabupaten Ketapang,Wakil Ketua DAD Ketapang, Ketua DAD Tumbang Titi, Ketua DAD Jelai Hulu, Pastor Paroki Tumbang Titi, Camat Tumbang Titi, para Kades dan para domong.