Ketapang (Portal Kalbar) – Sehari jelang puncak perayaan hari jadi ke 604 Ketapang, Pemerintah Kabupaten Ketapang berziarah ke Makam Keramat Sembilan Desa Negeri Baru Kecamatan Benua Kayong, Kamis (10/3/2022) siang.
Sektretaris Daerah Kabupaten Ketapang Alexander Wilyo tampak hadir pada kegiatan tersebut. Sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga tampak hadir. Tak hanya dari jajaran pemerintah, ziarah ke salah satu situs yang paling bersejarah di Kabupaten Ketapang itu juga diikuti organsiasi masyarakat hingga tokoh multi etnis.
Saat membacakan sambutan bupati, Sekda Kabupaten Ketapang Alexander Wilyo menyampaikan, ziarah ini merupakan refleksi sejarah dan peradaban Ketapang Tanah Kayong Negeri Betuah.
Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan agar generasi muda mengetahui bagaimana peradaban dan peristiwa apa saja yang terjadi pada masa lampau di daerah ini.
“Ziarah yang kita lakukan hari ini bukan hanya rutinitas belaka, tetapi merupakan amanah dari Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 7 tahun 2012 tentang penetapan hari jadi ketapang, dan Perbup Nomor 5 tahun 2020 tentang tatacara peringatan Hari Jadi Ketapang,” papar Alex.
Ziarah ini, lanjut Alex, juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah berjuang mendirikan Ketapang sejak 604 tahun lalu. Sejarah ini juga menjadi momentum untuk meneladani sifat-sifat baik dari para pendahulu untuk kemudian bisa diwariskan dalam meniti dan melanjutkan pembangunan.
“Mewakili pemerintah Kabupaten Ketapang saya mengucapkan selamat memperingati hari jadi ketapang yang ke 604, semoga Ketapang yang kita cintai ini Semakin maju, berkembang dan sejahtera, mari bersama membangun Ketapang,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Lawang Kekayun, Agus Kurniawan menegaskan, perayaan hari ulang tahun Ketapang tak hanya disemarakan oleh etnis dan organsiasi tertentu saja, namun juga seluruh etnis atau masyarakat se Kabupaten Ketapang.
“Poin penting dari peringatan ini adalah, sejak awal pembuat perda hari jadi ketapang sudah menyiapkan ruang yang inklusif, ini hari jadi Ketapang, bukan cuma kotanya, jadi semua kita dapat bersama memperingatinya,” ucapnya.
“Hari jadi Ketapang, untuk kita semua, untuk kita bersama, jadi siapapun, dari mana pun, mulai dari hulu hingga ke hilir, dari bukti sampai pesisir, orang asli maupun peranakan, kita semua, kita bersama dalam merayakan tuanya peradaban Ketapang,” sambungnya.
Prosesi ziarah tersebut juga diisi dengan pembacaan tahlilan dan mengganti kain sungkup makam dan tabur bunga. Pada momentum ini juga diberikan penghargaan dan tali asih kepada para penjaga makam keramat sembilan, keramat tujuh dan penjaga keraton Matan Tanjungpura. (at)