Kayong Utara (Portal Kalbar) – Ketua DPRD Kayong Utara Sarnawi mendesak pihak terkait mengambil langkah cepat perbaikan pondasi jembatan gantung di Desa Durian Sebatang, Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara yang roboh.
Diakui Sarnawi, jembatan tersebut menjadi jalan penyebrangan utama masyarakat antar dusun di Desa Durian Sebatang. Yang mana sebelumnya masyarakat sekitar menggunakan perahu atau motor air untuk menyebrang.
“Kita berharap kepada pihak – pihak yang terkait untuk menindaklanjuti secara tegas pihak pelaksana,” ungkap Sarnawi, Senin (4/3/2024).
Padahal diakui Sarnawi beberapa bulan yang lalu sebelum robohnya pondasi jembatan gantung tersebut, dirinya secara kebetulan bertemu dengan pihak kementerian PUPR dan pelaksana. Dirinya pun lantas menyampaikan keluhan – keluhan masyarakat terkait kondisi jembatan yang banyak mengalami kerusakan.
” 7 bulan yang lalu sudah diperingati saat turun kelapangan. Kebetulan ketemu langsung dengan pihak – pihak terkait dari Provinsi. Jawaban kontraktor akan diperbaiki karena masih dalam masa pemelihaan.
Kita beranggapan seakan ada pembiaran terhadap masalah ini,” ketusnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun jembatan gantung di Desa Durian Sebatang ini hasil aspirasi Anggota DPR RI Boyman Harun dari Partai PAN. Bahkan, saat penancapan tiang pertama pembangunan jembatan gantung tersebut Boyman Harun didampingi Bupati Citra Duani hadir secara langsung acara seremoni penancapan tiang pertama.
Diketahui, pembangunan jembatan yang menelan anggaran 5,5 miliar dari APBN ini di mulai pembangunannya pada 2021 dan selesai pada tahun 2022 dengan pemenang lelang PT Ananda Anabanua.
Sementara itu, warga Durian Sebatang Indra mengatakan, bahwa kerusakan jembatan sudah lama dikeluhkan masyarakat sekitar, namun tak ada penanganan, yang menyebabkan kerusakan semakin parah dan ambruk.
“Jembatan gantung ini sudah lama mengalami kerusakan, sampai rusak parah seperti ini. Namun tak kunjung diperbaiki,” ungkap Indra.
Saat ini diakuinya, masyarakat masih menggunakan fasilitas jembatan gantung untuk menyebrang, karena diakuinya akses jembatan merupakan akses satu – satunya penghubung antar dusun.
“Jembatan masih tetap digunakan warga karena ini jembatan satu – satuny penghubung dari 3 dusun lainnya ke Dusun Punai Jaya di Desa Durian Sebatang, jadi jembatan ini memang sangat dibutuhkan untuk segala aktivitas warga,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah cepat dalam penanganan jembatan, walaupun diketahui pembangunan jembatan tersebut di kementerian PUPR.
“Harapannya segera atau secapatnya diperbaiki agar tidak menelan korban jiwa dan untuk pemerintah KKU (Kabupaten Kayong Utara) agar mengevaluasi kembali dan bersikap tegas mengenai pembangunan jembatan gantung tersebut yang belum lama dibangun tetapi sudah roboh,” tuturnya. (Uzi)